Serangan Panik
DAFTAR ISI
- Apa Itu Serangan Panik?
- Penyebab Serangan Panik
- Faktor Risiko Serangan Panik
- Gejala Serangan Panik
- Rekomendasi Psikiater yang Akan Bantu Perawatan Serangan Panik
- Diagnosis Serangan Panik
- Pengobatan Serangan Panik
- Cara Menghadapi Orang yang Mengalami Serangan Panik
- Komplikasi Serangan Panik
- Pencegahan Serangan Panik
Apa Itu Serangan Panik?
Serangan panik atau panic attack adalah perasaan takut yang datang secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat.
Gangguan ini disertai reaksi fisik sebagai respons terhadap situasi yang dianggap mengancam, meskipun mungkin sebenarnya tidak benar-benar mengancam. Kondisi ini termasuk dalam gangguan kesehatan mental.
Saat mengalami serangan panik, tubuh jadi berkeringat, sulit bernapas, dan merasa jantung berdebar kencang.
Serangan panik mungkin dapat berlangsung singkat (beberapa menit), tapi efek fisik dan emosional dari serangan tersebut dapat berlangsung selama beberapa jam.
Penyebab Serangan Panik
Setelah mengetahui apa itu panic attack, kamu perlu mengetahui apa saja penyebab penyakit panic attack.
Para ahli belum mengetahui secara pasti apa penyebab serangan panik.
Namun, ada keyakinan bahwa otak dan sistem saraf berperan penting dalam cara seseorang memandang dan menangani rasa takut dan kecemasan.
Beberapa kemungkinan penyebabnya berkaitan dengan hal berikut:
- Riwayat keluarga. Gangguan kecemasan, termasuk serangan panik, sering terjadi di dalam keluarga. Namun para ahli pun belum yakin apa penyebabnya,
- Masalah kesehatan mental. Orang yang memiliki gangguan kecemasan, depresi, atau penyakit mental lainnya lebih rentan terhadap serangan panik.
- Masalah penyalahgunaan zat. Kecanduan alkohol dan narkoba dapat meningkatkan risiko serangan panik.
- Temperamen. Orang yang memiliki temperamen tinggi mudah terpengaruh oleh stres.
- Memiliki riwayat pelecehan fisik atau seksual di masa kecil.
- Adanya traumatis.
Ini Pilihan Psikolog yang Bisa Bantu Pengobatan Panic Attack.
Faktor Risiko Serangan Panik
Beberapa faktor yang dapat memicu tubuh untuk mengaktifkan respons “flight-or-fight” secara tidak tepat meliputi:
- Stres kronis (berkelanjutan). Ini menyebabkan tubuh memproduksi bahan kimia stres yang lebih tinggi dari biasanya seperti adrenalin.
- Stres akut (seperti mengalami peristiwa traumatis). Ini dapat membanjiri tubuh dengan bahan kimia stres dalam jumlah besar.
- Hiperventilasi. Kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan gas darah karena tidak ada cukup karbon dioksida di dalam darah.
- Latihan fisik yang intens. Bagi sebagian orang, ini dapat menyebabkan reaksi ekstrem.
- Asupan kafein yang berlebihan. Kafein dalam kopi, teh, dan minuman lainnya merupakan stimulan yang kuat.
- Dapat menyebabkan perubahan fisik.
- Perubahan lingkungan yang tiba-tiba. Seperti berjalan ke lingkungan yang penuh sesak, panas, atau pengap.
Gejala Serangan Panik
Umumnya, gejala panic attack bisa muncul dengan tiba-tiba dan berlangsung selama 5-20 menit, hingga 1 jam.
Beberapa gejala serangan panik, yaitu:
- Rasa gemetaran.
- Sakit di tenggorokan dan sulit bernapas.
- Detak jantung yang cepat dan keras.
- Adanya kram perut.
- Sakit dada.
- Pusing atau bahkan pingsan.
- Rasa mual.
- Mati rasa atau kebal.
- Keringat berlebihan.
- Muncul perasaan akan datangnya malapetaka atau bahaya.
- Memiliki ketakutan kehilangan kendali atau kematian.
- Hot flashes.
- Sakit kepala.
Serangan panik juga mempunyai gejala serupa dengan penyakit lain, seperti serangan jantung.
Jika ada yang mengalami serangan panik namun menyerupai gejala serangan jantung, disarankan untuk segera lakukan pemeriksaan pada dokter ahli.
Rekomendasi Psikiater yang Akan Bantu Perawatan Serangan Panik
Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Kamu pun bisa mendapatkan konseling dengan menghubungi psikolog di Halodoc.
Berikut ini terdapat beberapa rekomendasi psikolog yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Psikolog:
- Catarina Asthi Dwi Jayanti S.Psi, M.Psi
- Purwo Erina Wahyuriko S.Psi, M.Psi
- Bayu Prasetya Yudha S.Psi,MM, M.Psi
- Fitriana Mios Pradika M.Psi
- Theresia Susanti S.Psi, M.Psi
Tak perlu khawatir jika psikolog sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc.
Yuk pakai Halodoc sekarang!
Diagnosis Serangan Panik
Banyak orang yang mengalami serangan panik untuk pertama kalinya percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung.
Sulit untuk membedakan gejalanya tanpa bantuan profesional medis.
Saat berada di fasilitas perawatan darurat, dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui apakah gejala disebabkan oleh serangan jantung, seperti:
- Tes darah untuk mengeliminasi kemungkinan kondisi lain.
- Elektrokardiogram (ECG atau EKG) untuk memeriksa fungsi jantung.
Jika mereka menentukan kamu tidak memerlukan perawatan darurat, kemungkinan besar kamu akan dirujuk kembali ke dokter perawatan primer, jika ada.
Dokter perawatan primer kemungkinan akan:
- Meninjau hasil lab sebelumnya.
- Menanyakan tentang gejala.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa.
Dokter perawatan primer atau spesialis kesehatan mental (seperti psikiater atau psikolog) dapat mendiagnosis serangan panik dan gangguan panik.
Pengobatan Serangan Panik
Mengobati serangan panik dapat dengan beberapa cara yang dipilih dan disesuaikan berdasarkan kondisi pengidap, riwayat penyakit, yang di antaranya yaitu:
1. Psikoterapi
Psikoterapi atau terapi bicara merupakan pengobatan utama yang efektif untuk mengatasi serangan panik.
Penangan ini dapat membantumu memahami serangan panik dan mempelajari cara mengatasinya.
Bentuk psikoterapi yang dapat membantu yaitu terapi perilaku kognitif (CBT).
Melalui CBT, terapis akan membantumu secara bertahap menciptakan kembali gejala serangan panik, tapi dengan cara yang aman dan berulang.
Begitu sensasi fisik panik tidak terasa mengancam lagi, maka serangan panik mulai mereda.
Jika perawatan berhasil, maka kamu dapat mengatasi ketakutan tentang situasi yang paling dihindari.
2. Obat-obatan
Obat dapat digunakan untuk mengontrol sementara atau mengurangi beberapa gejala panik. Karena sifatnya sementara, obat tidak dapat mengobati masalah.
Obat hanya bermanfaat pada kasus yang parah, tapi bukan perawatan satu-satunya.
Artinya, pengobatan juga perlu dibarengi dengan perawatan lainnya, seperti psikoterapi dan perubahan gaya hidup.
Penggunaan obat-obatan pun harus berdasarkan rekomendasi dari dokter. Beberapa obat yang diresepkan yaitu:
Antidepresan
Diperlukan beberapa minggu sebelum obat ini mulai bekerja. Jadi, kamu harus meminumnya terus menerus, tidak hanya selama serangan panik.
Contoh obat antidepresan, yaitu fluoxetine, paroxetine, sertraline, venlafaxine. Namun, obat ini hanya bisa diperoleh atas resep dan pengawasan dokter.
Benzodiazepin
Ini adalah obat anti-kecemasan yang bekerja sangat cepat, biasanya dalam 30 menit hingga satu jam.
Obat ini dapat digunakan selama serangan panik untuk meredakan gejala secara cepat.
Namun, hal yang perlu diwaspadai ialah obat ini sangat adiktif dan memiliki gejala penarikan yang serius.
Salah satu obat yang termasuk benzodiazepin adalah alprazolam dan xanax. Ketahui Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Xanax.
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
SSRI adalah jenis antidepresan yang umumnya aman dengan risiko efek samping serius yang rendah.
SSRIs biasanya direkomendasikan sebagai pilihan pertama untuk mengobati serangan panik.
Beberapa SSRI untuk pengobatan gangguan panik meliputi fluoxetine, paroxetine, dan sertraline.
Serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI)
Obat-obatan ini adalah kelompok lain dari antidepresan. SNRI venlafaxine adalah contoh untuk pengobatan gangguan panik.
Cara Menghadapi Orang yang Mengalami Serangan Panik
Tak banyak yang tahu bagaimana menghadapi seseorang yang mengalami serangan panik.
Banyak yang mengira kalau suara yang menenangkan dan akrab bisa membantu mereka.
Namun, sebaiknya jangan mengatakan hal seperti “jangan khawatir” terus-menerus atau terlalu sering bertanya apakah mereka baik-baik saja.
Meskipun niatmu baik, kata-katamu mungkin tidak banyak membantu saat itu.
Bahkan bisa membuat situasi lebih stres karena mereka mungkin merasa melakukan sesuatu yang salah jika tidak merasa baik-baik saja.
Alih-alih mengatakan hal tersebut, lakukan tips berikut ini:
- Tanyakan apakah mereka ingin keluar dari ruangan dan pergi ke tempat lain.
- Ingatkan mereka untuk tetap bernapas dengan tenang.
- Ajak mereka berbicara ringan, kecuali mereka mengatakan tidak ingin bicara.
Pencegahan Serangan Panik
Meskipun kamu merasa lemah atau tidak dapat mengendalikan perasaan tentang serangan panik, penting untuk mengetahui cara pencegahan.
Bagaimana pun, kamu juga memiliki andil untuk membantu diri sendiri.
Berikut ini beberapa pencegahan serangan panik yang dapat dipelajari:
- Pelajari tentang serangan panik dan kecemasan. Mencari tahu informasi tentang serangan panik bisa membantu untuk mencegah serangan panik. Kamu bisa mempelajari tentang cara merespons serangan panik. Selain itu, pelajarinya bahwa sensasi dan perasaan yang kamu rasakan saat panik adalah normal.
- Hindari merokok, alkohol, dan kafein. Semua zat tersebut dapat memicu serangan panik, apalagi jika kamu termasuk orang yang rentan.
- Pelajari cara mengontrol pernapasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan sensasi pusing dan sesak dada selama serangan panik. Maka itu, penting untuk mengambil napas secara dalam untuk meredakan gejala panik.
- Latih teknik relaksasi. Aktivitas seperti yoga, meditasi, dan relaksasi otot membantu mencegah serangan panik, jika dipraktikkan secara teratur. Teknik relaksasi tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan relaksasi, tapi juga meningkatkan rasa gembira dan keseimbangan batin.
- Tetap terhubung dengan keluarga dan teman. Gejala kecemasan bisa menjadi semakin parah jika kamu merasa terisolasi. Maka itu, jagalah hubungan dengan orang-orang yang peduli denganmu, seperti keluarga dan teman terdekat. Jika tidak memiliki orang terdekat cobalah untuk membangun persahabatan dengan orang-orang yang dapat mendukung.
- Berolahraga secara teratur. Olahraga merupakan pereda kecemasan alami. Cobalah aktif secara fisik selama 30 menit setiap hari. Kamu juga bisa melakukan olahraga aerobik ritmik agar lebih efektif.
- Dapatkan tidur yang nyenyak dan cukup. Kualitas tidur yang buruk dapat memperparah kecemasan. Maka itu, coba tingkatkan kualitas tidur menjadi lebih nyenyak dalam waktu yang cukup. Upayakan agar bisa tertidur pulas selama tujuh hingga sembilan jam setiap malam secara teratur.
Komplikasi Serangan Panik
Perlu diketahui, serangan panik sangat bisa diobati. Sayangnya, banyak orang yang menunda pengobatan karena malu.
Apabila serangan panik tidak diobati, maka kualitas hidup dapat terganggu.
Selain itu, pengidap mungkin akan menghadapi beberapa komplikasi berikut:
- Kecemasan antisipatif. Serangan panik memicu kecemasan yang lebih ekstrim.
- Fobia. Fobia adalah ketakutan berlebihan terhadap sesuatu yang spesifik. Misalnya, acrophobia (rasa takut akan ketinggian) atau claustrophobia (rasa takut dengan ruang tertutup.
- Agorafobia. Sekitar dua pertiga orang dengan gangguan panik mengembangkan agorafobia. Gangguan kecemasan ini membuat seseorang takut berada di tempat atau situasi di mana serangan panik mungkin terjadi. Parahnya lagi, ketakutan ini bisa sangat ekstrim hingga kamu menjadi terlalu takut untuk meninggalkan rumah.
Terakhir diperbarui pada 30 September 2024
Referensi:
Better Health Channel. Diakses pada 2024. Panic Attack.
Healthline. Diakses pada 2024. A Guide to Panic Attacks and Panic Disorder.
WebMD. Diakses pada 2024. Panic Attack Symptoms.
Help Guide. Diakses pada 2024. Panic Attacks and Panic Disorder
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Panic Disorder
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan